By : Valentino Wijaya
111810070
Manajemen
PA : Pak Sultan
LATAR BELAKANG
Persoalan tentang agama memang
masih menjadi urusan yang sangat sensitif di masyarakat Indonesia hingga sampai
saat ini. Hingga saat ini dapat kita lihat bahwa jika ada politik yang
menyangkut tetang agama pasti akan mendapat respon yang sangat beragam dari
masyarakat luas. Seperti kasus yang menimpa mantan Gubernur Jakarta, yang pada
akhirnya ia di hukum seperti permintaan segelintir orang yang percaya akan
perkataannya yang telah di edit oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Dari masalah diatas, dapat kita
ketahui bahwa masih sekarang masyarakat Indonesia masih gampang terpancing
dengan segala masalah yang disangkutkan dengan agama tertentu. Itu semua tidak
bisa kita hindari karena inklusifisme dan kesalehan sosial yang diterapkan di setiap
agama yang dianut.
Sebelumnya dapat kita ketahui,
bahwa inklusifisme menurut agama Katholik adalah pandangan tentang agama di
luar ke Kristenan atau ke Katholikan juga dikaruniai rahmat oleh Allah sendiri
dan bisa diselamatkan, namun pemenuhan keselamatan ini sepenuhnya ada dalam
Yesus Kristus sendiri (Wikipedia,2017). Sedangkan inklusifisme menurut agama
Islam adalah suatu pandangan yang didasarkan pada prinsip kesejajaran, sehingga
mendorong setiap umatnya untuk menyatukan diri dengan kelompok agama lain
sebagai suatu kebersamaan yang plural (Zulfata,2014).
Dari penjelasan beberapa agama
diatas, dapat disimpulkan bahwa inklusifisme adalah pengertian dalam agama
tentang kebenaran agama tersebut. Tetapi dengan kebenaran dalam setiap agama,
kita semua dituntut untuk tidak menonjolkan agama sendiri agar terjadi
pluralisme dan tidak terjadi perselisihan antar agama yang dapat menyebabkan
permusuhan dalam setiap agama. Itu semua berusaha dicegah dengan adanya
Bhinneka Tunggal Ika yang negara kita pegang, agar semua agama tidak ada yang
saling melukai karena perbedaan yang telah menyatukan bangsa kita dari dahulu.
Maka tidak dapat dipungkiri, bahwa perbedaan kita harus tetap dijaga sampai
kapanpun.
Tetapi yang kita ketahui hingga
saat ini, masih banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang berusaha
merusak persatuan kita dengan perbedaan yang kita miliki hanya untuk
kepentingan pribadi mereka. Mereka pun memiliki berbagai cara sehingga masih
banyak masyarakat yang kurang edukasi tentang agama yang dapat dipengaruhi
dengan berbagai hal yang dibuat seolah olah nyata sehingga mereka pun percaya
akan hal tersebut.
Sedangkan kesalehan sosial adalah
perbuatan baik yang dilakukan dan menimbulkan dampak positif berkelanjutan atau
menimbulkan hal positif yang terus menerus. Berbeda dengan kebaikan, kebaikan
hanya perbuatan yang hasilnya akan dirasakan oleh penerima dan untuk kedepannya
kebaikan tersebut tidak dapat dirasakan lagi. Seperti halnya seseorang memberi
makanan pada orang miakin saat itu, maka itu adalah kebaikan karena untuk
selanjutnya maka orang miskin itu akan lapar lagi. Berbeda dengan kesalehan
sosial seperti seseorang yang menyekolahkan anak yatim dan itu akan berguna
baginya hingga dewasa nanti (Okky, 2019).
Dapat kita lihat sekarang ini,
bahwa inklusifsme mulai berkurang di negara kita karena banyaknya masyarakat
yang kurang mendalami akan agama mereka sehngga mereka mulai mudah terpengaruh
akan hal-hal yang menyangkut tentang agama mereka. Ada pula itu semua mulai
luntur karena kurangnya edukasi bagi masyarakat tentang hal-hal yang dapat
disalah artikan oleh beberapa orang. Sedangkan mulai memudarkan kesalehan
sosial dapat kita lihat karena masih banyak orang yang beranggapan bahwa
kesalehan sosial adalah sama dengan kebaikan.
BAB
II
ISI
A. Pemahaman
Materi dengan Persoalan Kehidupan Beragama
Di masa sekarang ini, dapat kita
lihat bahwa persoalan sosial kehidupan beragama di negara kita sangatlah
krusial karena dapat kita lihat bahwa apapun persoalan yang muncul dan
dikaitkan dengan agama pastilah sangat besar dan berurusan dengan banyak orang.
Sama seperti kasus yang menimpa mantan Gubernur Jakarta yang menyebutkan
beberapa kutipan ayat dari agama tertentu dan mengakibatkan dirinya terlibat
kasus hukum. Ada pula tentang pemrotesan gereja yang berdiri dan memiki
kekurangan tentang izin pendirian, beberapa kelompok masyarakat pun memprotes
hal tersebut ditengah-tengah berlansungnya ibadah mereka. Itu semua dapat kita
lihat dari beberapa aspek seperti aspek pendidikan, sosial, politik, dan
ekonomi.
Aspek pendidikan adalah aspek
yang turut penting dalam hal ini, karena bila mana masyarakat tidak mendapatkan
pendidkan yang cukup maka mereka akan menelan informasi mentah mentah tanpa mau
membuktikan apakah berita ataupun masalah itu benar sesuai fakta yang ada.
Aspek sosial juga memiliki peran yang penting karena jika seseorang tidak
memiliki nilai sosial yang cukup maka ia akan memikirkan hal yang tidak pasti
itu sendiri dan tidak akan berbagi ke orang lain dan bertukar pendapat akan hal
itu, dan mereka pun hanya mengetahui sesuai dengan pemikiran mereka sendiri.
Sedangkan aspek politik juga
salah satu aspek yang memiliki peran penting dikarenakan jika masyarakat tidak
paham betul akan politik maka beberapa isu politik akan dicampur dengan berita
bohong yang membuat masyarakat yang tidak seberapa paham akan politik akan
percaya tanpa melakukan klarifikasi akan hal tersebut terlebih dahulu. Lalu
aspek ekonomi adalah tentang bagaimana masyarakat yang memilki ekonomi kurang
akan mudah di instruksikan melakukan apa yang pemlk kepentngan inginkan dan
hanya dibayarkan dengan uang.
B. Fenomena
Sosial yang Merujuk pada Kitab Suci
Ada tertulis dalam Kitab Suci
agama Katholik “Kasihilah sesamamu manusia seperti drimu sendiri” Roma 13 ayat
9. Maka dari ayat ini kita dapat mengetahui bahwa setiap orang yang melakukan
kesalahan baik itu disengaja ataupun tidak maka kita sebagai manusia harus
salng mengasihi karena Allah sendiri yang mengajari kasih pada kita semua. Adapula
ayat dalam agama Katholik yang berbunyi “ Janganlah engkau menuntut balas, dan
janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, Akulah Tuhan” Imamat 19 ayat 18. Dari
ayat diatas, dapat dilihat bahwa apa yang orang lain lakukan hal buruk pada
kita, janganlah menaruh dendam tetap kasihilah mereka.
Dari hal ini, saya memiliki
kesimpulan bahwa pasti disetiap agama mengajarkan kasih dan saling mengampuni,
karena jika tidak maka itu hanya usaha beberapa orang yang berkedok agama untuk
kepentingan mereka sendiri. Karena baik mereka memiliki kekurangan paham akan
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan akan saling mengasihi dan
mengampuni meskipun banyak nya hal buruk yang ia terima. Hal ini diperkuat juga
karena disetiap agama selain memberikan pengampunan dan kasih mereka juga tidak
menonjolkan keunggulan mereka hanya untuk kesenangan suatu agama, tetapi mereka
akan menjaga persatuan agar terjadi ketentraman di setiap agama dan saling
membagikan kasih mereka. Karena jika semua menjalankan ajaran agama mereka
dengan baik maka tidak akan adanya kasus pembakaran gereja, pengrusakan vihara,
persekusi, dan penindasan terhadap pemimpin-pemimpin agama.
Meskipun pasti di setiap agama
mengajarkan kasih dan saling mengampuni, masih banyak masyarakat yang termakan
oleh berita atau hal yang tidak benar dan dapat mengakibatkan penindasan
terhadap agama lain. Dapat kita lihat seperti munculnya beberapa golongan yang
mengatas namakan diri mereka atas nama agama tertentu dan menganggap agama
merekalah yang paling benar, sehingga mencela agama lain atas dasar agamanya
sendiri. Hal itu yang membuat inklusifisme di negara kita semakin memudar,
dengan beberapa kasus sekelompok orang membubarkan kegiatan ibadah agama
tertentu karena dianggap tidak memiliki izin berkegiatan, yang harusnya kita
saling bertoleransi agar saling terjaganya keharmonisan dalam beragama tetapi
itu semua terhalang oleh niat dari beberapa orang yang memprovokasi agar
terbubarnya kegiatan ibadah agama tersebut.
C. Contoh
Konkret Persoalan Kehidupan Beragama
Ada pula kasus tentang penembakan
beberapa orang yang sedang melakukan ibadah yang mengakibatkan meninggalnya
orang yang sedang beribadah di tempat tersebut. Yang hanya dikarenakan oleh seseorang
yang merasa terganggu oleh suara yang ditimbulkan dari tempat badah tersebut.
Padahal dapat kita ketahui bahwa setiap agama memiliki hak untuk melaksanakan
badah mereka dengan aman. Tetapi masih banyak orang yang tidak menghargai hal
tersebut.
Sedangkan lunturnya kesalehan
sosial di negara kita dapat dilihat dengan orang-orang yang menerbarkan
kebaikan dengan didokumentasikan agar dketahui oleh banyak orang. Yang
seharusnya kesalehan sosial bukan tentang kebaikan, tetapi manfaat terus
menerus dari kebaikan yang kita perbuat tanpa perlu adanya orang yang
mengetahui akan hal tersebut. Dapat kita lihat seperti artis-artis yang
menyebarkan kegiatan sosial mereka agar dipandang oleh banyak orang. Adapula
beberapa tokoh politik yang sengaja menyebarkan kebaikan dan aktivitas kebaikan
mereka agar mereka dipandang bagus dan baik. Mereka tidak melakukan kesalehan
sosial tetap yang mereka lakukan adalah kebaikan. Adapun mereka yang benar
melakukan kesalehan sosial tetap mereka menginginkan balasan, seperti memberi
beasiswa pembiayaan penuh terhadap beberapa anak dan mengharapkan anak tersebut
mengabdi pada perusahaan mereka. Adapula contoh yang dapat kita lihat adalah
pemberian biaya atau modal pada beberapa orang agar memulai usaha mereka dan
membagi laba dengan si pemberi modal.
Pada seharusnya inklusifisme yang
harusnya dijaga untuk menjaga keberagaman dan ketentraman beragama agar saling
merasa aman dan toleransi, tetapi malah disalah gunakan untuk kepentngan
segelintir orang atau golongan. Mereka juga tidak saling menonjolkan agama
mereka sehingga tidak ada yang merasa direndahkan. Sedangkan kesalehan sosial
yang seharusnya mereka lakukan agar orang lainpun hidup sejahtera atas dasar
kemauan sendiri bukan karena menginginkan timbal balik.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua pembahasan yang telah
kita bahas di atas dapat di simpulkan, bahwa sebenarnya masyarakat Indonesia
adalah masyarakat yang masih memegang toleransi di beberapa wilayahnya. Tetapi,
seurung berjalannya waktu dan pengaruh dari beberapa orang yang membuat itu semua
mulai pudar. Dengan pudarnya hal tersebut, dapat mempengaruhi banyak masyarakat
dikarenakan masih banyaknya edukasi yang kurang terhadap setiap masyarakat. Selain
edukasi, masyarakat juga mudah terpancing karena mereka membutuhkan uang untuk
kehidupan mereka dan mereka akan melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Yang seharusnya kita tahu bahwa masyarakat Indonesia dikenal dengan
keberagamannya dan toleransi yang besar terhadap orang lain. Bukan berarti
saling menonjolkan dan ingin menjadi yang terbaik, tetapi saling menjaga agar
tetap dikenal sebagai negara yang memiliki toleransi yang besar terhadap semua
golongan.
B. Saran
Menurut saya, sebaiknya ini juga
dilakukan oleh masyarakat terlebih dahulu. Hal terpenting adalah dengan selalu
mengklarifikasi akan hal yang masih belum pasti, agar tidak terjadinya percaya
akan berita yang tidak benar akan faktanya. Lalu pemerintah pun harusnya
menyiapkan pendidikan yang baik bagi calon-calon penerus bangsa agar mereka pun
dapat mengetahui hal yang benar ataupun hal yang tidak. Tidak hanya pendidikan,
tetapi juga pemberi pendidikan juga harus memiliki kualitas yang terbaik agar
menghasilkan yang terbaik juga. Selain itu, hal yang terpenting adalah agar
agama tidak menjadi sarana penyalahgunaan untuk kepentingan pribadi, maka pemuka
agama harus selalu dajak untuk berunding agar sesama pemuka agama juga dapat
saling bertukar pendapat dan bisa memecahkan masalah bersama-sama. Selain itu,
pemuka agama seharusnya saling mengingatkan umatnya agar tidak mudah terpancing
akan hal-hal yang dicampurkan dengan agama. Sehingga mereka dapat mengetahui
kebenaran yang ada dan tidak terpancing akan emosi yang dapat merugikan mereka
dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar